Pages

Thursday, November 26, 2015

NTT Diminati Banyak Investor

Masalah lahan masyarakat menjadi perhatian pemerintah agar tidak menghambat rencana investasi di NTT.

26 November 2015

Pemprov Nusa Tenggara Timur menargetkan investasi pada 2015 mencapai Rp 7 triliun atau naik drastis 169 persen dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar Rp 2,6 triliun.

KUPANG - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikenal kaya dengan sumber daya alam (SDA) diminati banyak investor baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Sumber daya alam NTT baik darat maupun laut sangat berpotensi sehingga harus dikelola dengan baik oleh investor.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Provinsi NTT Semuel Rebo menjelaskan saat ini sejumlah investor sedang berinvestasi di daerah itu. Diantaranya, tambak garam di Kabupaten Malaka dengan luas lahan 8.000 hektare dan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) 3.000 hektare oleh PT Inti Jaya Jakarta.

Selain tambak garam, ada juga pabrik tebu yang siap dibangun di Kabupaten Sumba Timur di atas lahan 60.000 hektare dan rencana pembangunan kebun cengkih di Kabupaten Sumba Barat Daya. Selain itu, dalam waktu dekat akan dibangun pabrik perpipaan di kawasan Industri Bolok Kabupaten Kupang yang memproduksi pipa tiang listrik, dan satu pabrik lagi di Pantai Selatan Kabupaten TTS yang memproduksi pipa minyak dan gas.

"Jika lokasi lahan perusahaan masuk dalam wilayah konservasi seperti Pantai Selatan TTS maka harus disurvei dengan baik agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari," pesan Semuel, Kamis (26/11).

Semuel menyampaikan, untuk Kota Kupang sedang dibangun pabrik rambut palsu oleh PT Suncang yang akan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan. Perusahaan tersebut akan memproduksi rambut palsu yang akan diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat.

Selain itu banyak investasi yang izinnya dikeluarkan oleh pemerintah pusat seperti membangun hotel yang rata-rata berbintang tiga di Rote Ndao, Manggarai Barat, dan Sumba.

Di Kabupaten Lembata, sedang dilakukan survei untuk pabrik pengalengan ikan. Sementara di Kabupaten Flores Timur direncanakan dibangun pabrik penangkapan ikan. Seluruh perusahaan yang berinvestasi di NTT belum sampai pada tahap produksi, karena rata-rata masih dalam proses penjajakan dan survei di lapangan.

Menurut Semuel, investasi membutuhkan lahan yang cukup luas sehingga harus berurusan dengan masyarakat sebagai pemilik lahan. Masalah lahan juga menjadi perhatian pemerintah agar tidak menghambat rencana investasi di NTT.

"Pemerintah tidak lepas tangan mengenai masalah lahan karena ini adalah program nasional sehingga pemerintah tetap berperan aktif," katanya.
Untuk investasi ternak khususnya sapi sedang dibangun di Kabupaten Sumba Timur oleh PT Asian Bif dengan sistem pembangunan rens dengan luas lahan 3.000 hektare. Sedangkan sistem pembibitan dan penggemukan sapi dibangun oleh PT Bumi Tirta dengan wilayah operasi di kawasan Timor NTT.

Sumber : Sinar Harapan