Pages

Sunday, October 14, 2012

Tinggi, Kebutuhan Tenaga Kerja Rambut Palsu di Purbalingga

PURBALINGGA, suaramerdeka.com - Kebutuhan tenaga kerja, utamanya pada perusahaan rambut palsu di Kabupaten Purbalingga tinggi. Hampir setiap hari perusahaan itu membuka lowongan pekerjaan yang jumlahnya sampai ribuan orang.

Manajer Human Resources Development (HRD) PT. Yuro Mustika Purbalingga, Esti mengatakan, tingginya kebutuhan tenaga kerja di Purbalingga menyusul permintaan rambut palsu bekalangan ini meningkat. Apalagi produksi rambut dan bulu mata palsu sebagian besar dikerjakan dengan tenaga manusia.

"Sekarang ini hampir semua perusahaan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak untuk mendukung proses produksi," katanya.

Selain itu, sambung dia, tingginya kebutuhan tenaga kerja lantaran jumlah pabrik rambut di Purbalingga semakin banyak. "Saya memang tidak mengetahui jumlah pastinya, tapi kalau lihat di lapangan banyak perusahaan rambut dan bulu mata palsu yang baru berdiri. Perusahaan itu tentu membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit," ujar dia.

Ketua Forum Komunikasi Perusahaan Rambut dan Bulu Mata Palsu Purbalingga, Rocky Djungdjungan juga mengemukakan, besarnya kebutuhan tenaga kerja pada perusahaan rambut dan bulu mata palsu dipengaruhi tingginya tingkat keluar masuk pekerja.

"Di sini hampir setiap hari ada pekerja masuk maupun keluar dari perusahaan. Pekerja merasa tidak takut menganggur karena banyak alternatif perusahaan serupa yang masih membuka lowongan kerja," katanya.

Pekerja yang mendaftar maupun keluar dari perusahaan juga tidak hanya dari Purbalingga saja. Sekarang ini pekerja dari luar kabupaten jumlahnya banyak. Adapun jumlah perusahaan yang tercatat pada forum komunikasi perusahaan rambut dan bulu mata palsu 26 perusahaan. "Kalau dipersentasikan jumlahnya sekarang 60 persen pekerja Purbalingga dan 40 persen dari luar kabupaten," ujar dia.

Dikatakan Rocky, guna meningkatkan proses produksi tidak jarang perusahaan yang menerapkan jam lembur kerja. Sementara berdasarkan data dari profil perkembangan investasi Purbalingga investasi, ada dua hal yang diindikasikan menjadi faktor utama maraknya PMA asal Korea membangun industri rambut dan bulu mata palsu.

Pertama, Purbalingga sejak tahun 1960 sudah menjadi sentra kerajinan rambut. Kedua iklim investasi di Purbalingga dianggap cukup mendukung perkembangan investasi asing.

( Puji Purwanto / CN26 / JBSM )

Tuesday, October 2, 2012

Wig SCI diminati pasar luar negeri

Selasa,  2 Oktober 2012  −  13:45 WIB

http://ekbis.sindonews.com/read/676288/34/wig-sci-diminati-pasar-luar-negeri-1349160312


Sindonews.com - Rambut palsu (wig) produksi PT Sung Chang Indonesia (SCI) Kulonprogo cukup dimiati pasar luar negeri. PT SCI, saat ini kewalahan memenuhi permintaan pasar. Pasca permasalahan internal dengan karyawan, SCI telah berbanah.

Vice President PT SCI, Chou Hyong Choe mengatakan konflik dengan karyawan beberapa waktu lalu, berdampak terhadap produksi rambut palsunya.

Saat itu banyak buruh yang mundur, dan hanya menyisakan sekitar 1.500 orang saja. Padahal wig buatan SCI banyak diminati pasar Eropa, Amerika dan Jepang.

“Permintaan banyak tetapi kita sulit memenuhinya,” jelas Chou di Kulonprogo, Selasa (2/10/2012).

Menurutnya, ketika memiliki buruh 2.500 orang, produksi wig dari SCI bisa mencapai 85 ribu piece per bulannya. Namun karena ada konflik produksi menurun dan hanya 25 ribu piece saja.

Kini perusahaan terus melakukan pendekatan dengan karyawan dan mampu meningkatkan produksinya. “Sekarang produksi kita sudah kembali ke angka 50 ribuan,” tuturnya.

Chou mengakui, permasalahan ketenagakerjaan telah menjadi elemen penting dalam produksi. Untuk itulah dia melakukan perbaikan terhadap managemen karyawan. Termasuk penambahan berbagai sarana, sistem pengupahan hingga komunikasi dengan buruh.

PT SCI sendiri, masih membuka kesempatan kerja bagi calon buruh. Mereka bisa mengikuti masa magang selama tiga bulan. Selebihnya akan dipehritungkan sebagai buruh, dengan melihat kemampuan dalam memproduksi wig.

“Komunikasi bipartite, kita maksimalkan dengan menyediakan ruangan khusus agar masalah buruh bisa kita dengar,” terangnya.

(gpr)

Pabrik Wig di Kulon Progo Kebanjiran Pesanan

Sel, 2 Okt 2012

https://id.berita.yahoo.com/pabrik-wig-di-kulon-progo-kebanjiran-pesanan-090006555--finance.html


TEMPO.CO, Kulon Progo - Produsen rambut palsu atau yang biasa disebut wig di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kewalahan melayani pesanan yang juga datang dari luar negeri. Pesanan yang cukup banyak ini tidak seimbang dengan jumlah karyawan sehingga pengerjaan pesanan agak tersendat.

Menurut Vice President PT Sung Chang Indonesia (SCI) Kulonprogo, Chou Hying Choe, wig buatan pabriknya banyak diminati oleh konsumen, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Wig produksi Kulon Progo ini banyak dipesan oleh negara negara besar, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara Eropa. Namun, dengan jumlah karyawan sebanyak 1.500 orang, perusahaan masih merasa kekurangan tenaga untuk mengerjakan pesanan.

"Permintaan wig sangat tinggi. Kami sampai kewalahan melayani. Idealnya ada 2.500 pekerja," kata Chou Hyong Choe pada Tempo, Selasa, 2 Oktober 2012.

Dia memperkirakan, dengan jumlah karyawan 2.500 orang, produksi wig setiap bulan bisa mencapai 85.000 buah. Saat ini dengan 1.500 pegawai, produksi wig per bulan baru 25.000 wig saja. »Saat ini sedang berbenah untuk menaikkan jumlah produksi,” kata Choe.

Untuk menaikkan jumlah produksi itu, perusahaan juga menambah fasilitas buat para pegawai, seperti sistem pengupahan, kesejahteraan, dan penambahan sarana lainnya. "Kami masih membutuhkan banyak tenaga kerja," kata dia.

Peluang kerja itu sebenarnya sangat tinggi bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain banyak dibutuhkan untuk membantu produksi, juga akan ada masa magang selama tiga bulan untuk menjadi tenaga yang terampil.

Menurut Kepala Desa Triharjo, Kecamatan Wates, Kulon Progo, Wadiyo, perusahaan-perusahaan wig di desanya itu turut membantu menyerap tenaga kerja. Dampaknya juga sangat positif. Ada banyak warung makan, rumah kos, dan lain-lain. "Masyarakat di sekitar pabrik sangat terbantu secara ekonomi," kata dia.

Friday, September 21, 2012

Buruh Anak di Purbalingga Bagaikan Bom Waktu

JUM'AT, 21 SEPTEMBER 2012

http://www.tempo.co/read/news/2012/09/21/058430946/Buruh-Anak-di-Purbalingga-Bagaikan-Bom-Waktu


TEMPO.CO , Purbalingga: Meski belum ada angka pasti, jumlah pekerja anak-anak yang masuk dalam usia wajib belajar sembilan tahun di Purbalingga diperkirakan terus mengalami kenaikan. Jika tak segera ditangani, masalah tersebut dikhawatirkan akan menjadi bom waktu. “Pengembangan sumber daya manusia di Purbalingga bisa terhambat,” kata Wakil Bupati Purbalingga, Sukento Ridho, Kamis, 20 September 2012.

Ia mengatakan, selama ini banyak anak putus sekolah yang memilih bekerja di plasma industri rambut dan bulu mata palsu Purbalingga. Industri plasma merupakan industri rumahan penyokong puluhan industri besar yang ada di Purbalingga.

Menurut dia, Kabupaten Purbalingga akan membahas masalah tersebut agar tingginya angka putus sekolah usia SLTP bisa dikurangi. “Secepatnya akan kami bahas, sebab kalau tidak bisa menjadi bom waktu,” kata dia.

Ia mengatakan, pihaknya tidak bisa begitu saja meminta industri rambut dan bulu mata palsu di wilayahnya untuk menghentikan model plasma dalam memenuhi kebutuhan produksinya. Dia menyebutkan kontribusi industri rambut dan bulu mata palsu, secara tidak langsung telah memberi kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

''Bahkan selama ini, Purbalingga telah diidentikkan sebagai penghasil rambut dan bulu mata palsu, selain juga dikenal sebagai daerah industri knalpot dalam negeri,'' katanya.

Menurut Sukento, keberadaan industri plasma pembuat rambut dan bulu mata palsu, juga telah banyak memberi keuntungan bagi masyarakat. Dengan sifat industrinya yang cenderung padat karya, maka tenaga kerja yang terserap dalam sektor industri tersebut juga menjadi cukup besar.

''Dengan keberadaan plasma-plasma tersebut, maka masyarakat di pedesaan bisa mendapat penghasilan tambahan di luar hasil pertanian yang mereka budidayakan. Yang jadi persoalan sekarang, adalah bagaimana mengeliminasi dampak negatifnya agar plasma-plasma tersebut tidak mempekerjakan anak-anak usia sekolah,'' kata dia.

Menurut dia, masalah pendidikan bagi anak-anak usia sekolah, tetap harus mendapat perhatian utama. Apalagi, hanya sebatas untuk wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. ''Kalau kelak banyak SDM Purbalingga yang sekolah di tingkat SMP saja tak tamat, tentu hal ini akan sangat merugikan Purbalingga. Untuk itu, kita menaruh perhatian sangat serius pada masalah ini,'' katanya.

Ketua Dewan Pendidikan Purbalingga Sudino mengatakan, di Purbalingga masih tinggi angka putus sekolah. Hanya saja ia mengaku lupa berapa angka putus sekolah di daerah itu. “Saya akui, tingginya angka putus sekolah di kalangan anak usia SMP, karena mereka memilih bekerja di plasma-plasma industri rambut dan bulu mata palsu,” kata dia.