Pages

Saturday, July 13, 2019

Investasi di Jateng, Ibarat Meminang Gadis Seksi

Sat, 13 Jul 2019 - 06:30 WIB 1153

https://www.suaramerdeka.com/news/baca/188825/investasi-di-jateng-ibarat-meminang-gadis-seksi


TAHUN lalu, Presiden Joko Widodo datang ke Purbalingga meresmikan pembangunan Bandara Jenderal Besar (JB) Soedirman. Ini jadi momentum positif untuk pertumbuhan perekonomian di kabupaten itu dan daerah sekitarnya. Dia berharap, investasi di daerah-daerah itu semakin membesar. Tidak hanya industri bulu mata dan rambut palsu saja, tapi industri lain yang berorientasi ekspor.

Ternyata, efek positif dari pembangunan bandara itu langsung terasa. Meskipun belum jadi, namun para investor berbondong-bondong menanamkan modalnya ke Purbalingga, membangun pabrik.  Sebut saja, pembangunan hotel bintang empat Grand Braling Hotel, pabrik boneka John Toys, pabrik obat herbal PT Herba Emas Wahidatama, pabrik rambut PT Cahaya Abadi Cemerlang dan PT Sun Chang Indonesia dan Universitas Perwira Purbalingga.

Wal hasil, pada 2018, nilai investasi di Purbalingga terlampaui Rp 622,8 miliar atau naik 132,5 persen dari target Rp 470 miliar. Jumlah itu naik 10 persen dari tahun sebelumnya yang nilainya Rp 547,46 miliar.

Situasi dan kondisi Purbalingga yang kondusif menjadi poin penting untuk investasi. Kabupaten di kaki Gunung Slamet ini hampir tidak ada demonstrasi buruh. Terbukti, ada 24 perusahaan modal asing yang selama ini eksis tetap kegiatan usaha dengan cukup lancar.  "Tidak pernah ada hal-hal yang sifatnya mengganggu," kata Plt Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Purbalingga, Mukodam, Jumat (12/7).

Terlebih lagi, lanjutnya, ke depan, Purbalingga bakal punya bandara komersial yang sesuai rencana target sudah operasional di 2020. Ini akan menjadi magnet tersendiri bagi investor yang masuk ke Purbalingga. Belum lagi, infrastruktur pendukung aksesbilitas antarkecamatan sekarang sudah ditingkatkan sedemikian rupa. Jalannya lebar dan halus.

Keberadaan exit tol Pemalang juga menjadi aksesbilitas semakin bagus untuk investasi. Artinya, untuk mobilisasi produk industri semakin mudah menuju Pantura. Pemprov juga sudah meningkatkan aksesbilitas dari Purbalingga ke Pemalang dengan memperlebar jalan. "Selama ini, perusahaan di Purbalingga yang produknya diekspor, ingin akses ke Pantura dipermudah," kata Mukodam.

Para investor yang akan menanamkan modalnya di Purbalingga, juga tidak perlu khawatir akan tanaga kerja. Ketersediaan tenaga kerja di Purbalingga masih sangat memungkinkan terutama kaum Adam. Tidak kalah penting, upah minimum kabupaten (UMK) juga bersaing dengan kabupaten tetangga.

Pemkab Purbalingga, melalui dinasnya, memberikan fasilitas kemudahan bagi calon investor. Perizinan saat ini sudah menerapkan online singgle submission, artinya, untuk mengurus izin, investor tidak harus ke kantor perizinan. Cukup dari kantor perusahaan itu sendiri atau bahkan dari rumah menggunakan ponsel berbasis android. "Komunikasi antara pengusaha dengan stakeholder dipermudah untuk mendukung peningkatan investasi," imbuh Mukodam.

Susun RTRW

Dan perlu diingat, sekarang Pemkab Purbalingga tengah menyusun ulang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dengan meningkatkan lahan peruntukan investasi mencapai 300 persen luasannya dibanding RTRW yang sebelumnya.

Naiknya investasi di Purbalingga seiring dengan naiknya investasi di Jawa Tengah. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo, baru-baru ini mengatakan, tahun lalu, target investasi sebesar Rp 47 triliun, namun bisa teralisasi hingga Rp 59 triliun.

Nah, tahun ini ditarget Rp 56 triliun. Hal itu bukan beralasan. Adanya Tol Trans-Jawa dan munculnya kawasan industri di sejumlah kabupaten/kota menjadi magnet bagi investor. Dari catatan DPMPTSP, banyak investor yang akan masuk di wilayah pantura. Sebut saja di Pemalang, Demak, Semarang, Kendal, Brebes dan Tegal.

Di berbagai kesempatan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berujar, Jateng itu seperti gadis seksi yang sangat menarik untuk dipinang. Para investor seharusnya tidak perlu berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya di Jateng.

"Sangat seksi. Nilai kompetisi kita tinggi. Tidak lagi bersaing dengan provinsi tetangga, tapi sudah dengan Vietnam. Kita sangat menarik, jadi mereka (investor) mau datang. Mereka yang sudah menanamkan modalnya, relatif kerasan dengan kultur dan kinerja di Jateng," katanya di Purbalingga, Jumat (12/7).

Dengan target investasi Rp 56 triliun, Ganjar punya jurus jitu untuk menarik para investor, salah satunya yakni tour investasi. Berkeliling menawarkan seksinya Jateng pada para investor terutama dari asing. "Ada kawasan khusus, kawasan ekonomi, kawasan industri. Beberapa kabupaten membuat itu. Memang yang banyak masih di Pantura. Nah, selatan yang mau membuat Cilacap, Banyumas, Purworejo, ini kita tawarkan ke banyak negara," katanya.

Untuk Purbalingga, mungkin kawasan itu belum, tapi kota ini sudah punya industri besar rambut dan bulu mata. Apa lagi untuk dua mata ini, banyak dari penanaman modal asing (PMA). Hal itu, menurutnya sangat luar biasa.  "Ini nanti kalau bandara (Bandara JB Soedirman) jadi, wuih sudah, sektor lain, seperti pariwisata di sini  juga akan boom. Maka pariwisata ini penting," imbuhnya.

Lebih lanjut, investor butuh fasilitas-fasilitas kemudahan. Antara lain insentif tax holiday dan izin yang gampang. Hal inilah yang terus didorong. Oleh karena itu, dia meminta para bupati, wali kota, camat, kades dan masyarakat wajib mendukung, permudah para investor sesuai dengan koridor aturan yang ada.

"Biar wellcome, jangan dikepruk, jangan diperes, izinnya yang mudah. Itu akan bikin orang (investor) seneng, kan mau menanamkan modal. Toh nanti yang kerja kan orang-orang sekitar juga," katanya.

Menurutnya, di Istana Bogor, Selasa (8/7), Presiden Jokowi meminta Jateng diharapkan jadi penopang ekonomi nasional. Jateng punya potensi besar di bidang industri dengan hasil ekspor dan bidang pariwisata. Pemerintah pusat pun siap memberikan sokongan bantuan untuk percepatan pertumbuhan perekonomian tersebut.