Pages

Thursday, August 6, 2020

Purbalingga

Purbalingga: Ditinggal Merantau Ngangenin, Ditinggali Nggak Menghasilkan Apa-apa

FADLIR RAHMAN
6 AGUSTUS 2020

Menjadi bagian penduduk di sebuah kabupaten kecil dan tidak terkenal seperti Purbalingga, terkadang menyusahkan juga. Akibat logat ngapak kami, hal yang paling sering ditanyakan pertama (jika sedang di luar kota) adalah ini: “Njenengan logatnya ngapak, asli mana, Mas?”

Untuk menjawab pertanyaan itu memanglah mudah. Tapi seringkali jika dijawab dengan jujur akan menimbulkan pertanyaan lanjutan. Mau buktinya? Nih, kuberi tahu jika pertanyaan mudah itu saya jawab apa adanya.

“Aku asal Purbalingga, Mas. Lah njenengan, si?”

Harusnya pertanyaan itu selesai dengan, “Oooh, kalau aku asli sini aja.” tapi nyatanya tidak demikian.

“Loh Purbalinggga, kok ngapak? Kan Jawa Timur?”

Saya pun harus menjelaskan jika yang di Jawa Timur itu Probolinggo, kalau Purbalingga itu Jawa Tengah. Probolingo itu dekat laut, Purbalingga dekat gunung. Probolinggo didominasi huruf vokal “o”, Purbalingga dengan huruf vokal “a”. Jelas sekali, toh, perbedaannya?

Meskipun sekarang sudah banyak yang tahu, sih, berkat bupati kami yang korupsi kemudian berpose metal saat dipotret wartawan. Tahu kan?

Itulah mengapa saya malas kalau menjawab pertanyaan itu dengan jujur. Saya mending menjawab berasal dari Purwokerto saja. Orang akan langsung paham dan lanjut ke pertanyaan lainnya dalam basa-basi.

Dan saya yakin banyak orang Purbalingga yang mengalami hal demikian. Padahal orang Purbalingga tapi ngakunya Purwokerto.

Kota tetangga kami, Purwokerto, memang lebih terkenal. Salah satunya karena memiliki beberapa universitas. Dan yang paling ternama tentu Universitas Jenderal Soedirman.

Hal tersebut berakibat pada munculnya pusat perbelanjaan sekelas supermall dan mengundang banyak perhatian investor di berbagai bidang untuk melebarkan sayap waralabanya.

Adanya kampus, berefek juga pada bisnis lebih kecil yang menguntungkan penduduk setempat, seperti indekos, rumah makan, dan UMKM lain. Daya serap pasar dari mahasiswa/pendatang yang berasal dari daerah lain mendatangkan keuntungan sendiri. Apalagi pada produk khas lokal.

Kesulitan lain jadi warga Purbalingga yaitu meskipun sekarang sudah ada kampus juga di sini, namun tidak membawa pengaruh besar seperti di Purwokerto. Khususnya pada sektor ekonomi masyarakat, karena sekarang masih didominasi oleh buruh pabrik. Mulai dari pabrik rambut dan alis palsu hingga pabrik kayu lapis. Yang perusahaannya berjejer dan membuat Purbalingga menjadi salah satu kawasan industri di Jawa Tengah.

Meskipun sebagai kawasan industri yang terus berkembang, bukan berarti juga diikuti dengan perkembangan ekonomi seperti UMKM. Kecenderungan masyarakat yang memilih menjadi karyawan pabrik adalah  penyebabnya, di samping daya serap pasar yang kurang. Ya, daripada bikin usaha yang penghasilan belum jelas, mending di pabrik dapet gajian. Memang, sih, UMR kota ini mendekati dua juta rupiah terbilang cukup besar untuk skala hidup di sini.

Memilih menjadi karyawan pabrik mungkin hanya itulah pilihan paling logis yang bisa diakses. Pasalnya jika mau menjadi bagian dari suatu instansi/dinas daerah, kesempatannya begitu kecil. Hal ini saya kira ada kaitannya dengan privelese sosial.

Di daerah yang kecil ini, power yang besar hanya dimiliki segelintir orang yang biasa kami sebut “Penggede Purbalingga”. Power yang mampu melakukan praktik “masuk pakai orang dalem”.

Dan akses terhadap power tersebut, hanya bisa didapatkan oleh orang terdekat beliau-beliau. Sudah menjadi rahasia umum bahwa “masuk pakai orang dalem” sangat berlaku di sini.

Mungkin istilah yang tepat adalah krisis transparansi–untuk tidak menyebut nepotisme. Maka dari itu, kami ini kaum-kaum penginyongan yang lahir dari kelas sosial biasa, tidak bisa berbuat banyak.

Dari kesulitan identitas, ekonomi, hingga transparansi, bukan berarti kami tidak bisa bertahan hidup. Justru semakin tangguh, alih-alih cuma mengeluh. Daya juang pun semakin besar.

Ada kedamaian tersendiri hidup di sini. Di daerah kecil ini, mendapatkan kenalan atau teman baru begitu mudah, apalagi bagi muda-mudinya. Tanpa terduga, pasti ada saja penghubungnya. Entah karena lingkar pertemanan lain, pekerjaan, bahkan lingkar alumni suatu sekolah mampu menyatukan.

Kami jarang kesepian. Gampangnya, tinggal keluar rumah, pasti nanti di jalan ketemu orang yang kita kenal. Wong di luar kota saja ketemunya orang Purbalingga. Neng ndi bae, maning-maning ketemune wonge dewek. Di mana pun lagi-lagi ketemunya orang sendiri.

Secara geografis, Purbalingga sebenarnya hampir seperti Yogyakarta. Jika di utara Yogya ada Gunung Merapi, di sini ada Gunung Slamet. Hal tersebut menyebabkan Purbalingga memiliki tempat wisata yang banyak dan beragam. Jadinya nggak perlu bingung saat merasa suntuk di rumah. Dengan udara sejuk pegunungan, membuat nongkrong semakin nyaman.

Selain kedamaian seperti itu, ada juga yang lainnya. Beberapa tahun lalu, Cak Nun pernah diundang untuk acara sinau bareng di Purbalingga. Beliau mengatakan yang kira-kira begini, “Kalian beruntung tinggal di sini, soalnya Purbalingga tidak dilalui jalur kapitalis nasional.”

Saya kurang begitu paham dengan jalur kapitalis nasional yang dimaksud beliau. Mungkin karena jika dilihat di peta atau google maps, kota ini memang tidak dilewati oleh jalur yang menghubungkan kota-kota besar. Jakarta-Semarang lewat pantura, Jakarta-Yogya lewat jalur selatan. Ada, sih, jalur provinsi, tapi itu pun jalur alternatif.  Keuntungan dari letak geografis seperti itu yang saya rasakan, paling tidak pernah mengalami macet, lah.

Sebenarnya ada juga keresahan namun sekaligus kemudahan yang dirasakan warga Purbalingga. Yaitu dari bisnis knalpot. Purbalingga memang dikenal dengan kota knalpot, karena banyak produsen knalpot di sini.

Keresahan dari hal tersebut adalah banyak kendaraan terutama sepeda motor yang knalpotnya diganti dengan knalpot buatan karena murah harganya. Bunyinya itu, loh, yang nggak ramah di telinga. Jika sedang nongkrong di angkringan  atau tempat lain di pinggir jalan, minimal 15 menit sekali pembicaraan harus terpotong untuk mempersilakan berisik knapot itu lewat dan menghilang.

Tapi hal tersebut sudah menjadi maklum. Pasalnya dari knalpot produk lokal juga, ekonomi masyarakat ikut terangkat. Selain sumber daya manusia teserap untuk pengrajin knalpot, ada juga yang terbantu dengan ikut menjadi reseller online produk ini. Bahkan produknya bukan hanya laku di pasar nasional, melainkan hingga mancanegara.

Hidup di mana pun memang tetap ada kesulitan dan kemudahan. Beberapa ada yang bertahan dengan segala konsekuensinya. Beberapa lagi memilih untuk merantau dengan harapan mendapat kualitas hidup yang lebih baik. Apapun pilihannya, Purbalingga adalah tempat kembali kami yang terbaik.

Kami sering berujar begini: Purbalingga, detinggal ngrantau ngangeni nek ditunggoni ora kasil apa-apa.


Sumber :
https://mojok.co/terminal/purbalingga-ditinggal-merantau-ngangenin-ditinggali-nggak-menghasilkan-apa-apa/

Thursday, July 9, 2020

Orderan Sudah Mulai Masuk, Sektor Industri di Purbalingga Mulai Bangkit

Radar Banyumas
KAMIS, 9 JULI 2020

Pekerja sedang membuat pekerjaan rambut palsu. Aditya/Radar Banyumas Meski tertatih, sektor industri di Kabupaten Purbalingga mulai bangkit setelah dihantam pandemi covid-19. Sejumlah perusahaan mulai menjalankan produksinya kembali.

Meski belum 100 persen. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Purbalingga Rocky Djundjungan mengakui, saat awal masa pandemi Covid-19, sejumlah perusahaan sempat menurun produksinya.

Hal itu, disebabkan oleh mandeknya sejumlah order dari buyer di luar negeri. “Hal itu, disebabkan sejumlah negara memberlakukan lockdown. Sehingga, kami tak bisa mengekspor hasil produksi kami,” katanya, Rabu (8/7).

Namun, hal itu sudah tak lagi terjadi pada saat ini. Sehingga, sejumlah perusahaan sudah mulai kembali normal dalam produksi. “Orderan sudah mulai masuk. Kami juga sudah bisa mengirimkan hasil produksi kami ke luar negeri. Meski, belum kembali seperti semula. Karena masih ada sejumlah negara yang memberlakukan lockdown,” jelasnya.

Mulai pulihnya produksi tersebut, berimbas terhadap karyawan yang sebelumnya dirumahkan maupun harus di-PHK. “Sejumlah perusahaan sudah memanggil kembali karyawan yang dirumahkan.

Meski, ada juga perusahaan yang masih belum, karena ordernya belum pulih seperti semula,” imbuhnya. Bahkan, menurutnya ada satu perusahaah yang saat awal masa pandemi nyaris tutup, karena tak dapat order, sudah kembali beroperasi lagi.

“PT Midas sempat mem-PHK seluruh karyawannya, karena sudah tak bisa produksi akibat tak ada order masuk. Namun, sekarang sudah merekrut karyawan lagi dan kembali beroperasi, karena order dari buyer sudah masuk,” tambahnya.

Pihaknya mengaku senang dengan membaiknya iklim usaha di Kabupaten Purbalingga. “Hal ini, bisa ikut menggerakkan perekonomian di Kabupaten Purbalingga yang sempat tersendat saat awal masa pandemi,” lanjutnya.

Terkait persiapan menyongsong New Normal, pihaknya sudah menyusun sejumlah protokol kesehatan yang harus dilakukan oleh seluruh perusahaan di Purbalingga. “Salah satunya adalah mengecek suhu tubuh karyawan yang masuk. Karyawan juga harus menggunakan masker dan cuci tangan sebelum masuk dan keluar ruangan,” tambahnya.

Dijelaskan olehnya, di perusahaan yang dipimpin olehnya, yakni PT Boyang Industrial juga sudah dilakukan rapid test massal, beberapa waktu lalu. Rapid test massal tersebut difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga.


Sumber: https://radarbanyumas.co.id/orderan-sudah-mulai-masuk-sektor-industri-di-purbalingga-mulai-bangkit/
Copyright © Radarbanyumas.co.id

Wednesday, June 24, 2020

Rencana Tol Tegal-Cilacap Bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga Dapat Skor Tertinggi

Radar Banyumas

RABU, 24 JUNI 2020

Pembangunan Tol PURWOKERTO-Banyumas akan mendapat jalan tol sebagai penghubung Pantura Jawa dan Pansela Jawa. Hal itu dikarenakan, dari 4 alternatif tol berdasarkan studi kelayakan untuk pembangunan jalan tol yang menghubungkan Pantura Jawa dan Pansela Jawa, Alternatif tol dari Tegal – Banyumas – Purbalingga – dan Cilacap mendapat skor yang tinggi dibanding alternatif lainnya.

Adapun 3 alternatif lainnya itu yakni, Tegal Purwokerto Cilacap, kemudian Tegal Pemalang Purwokerto Cilacap dan Pemalang Purbalingga Banyumas Cilacap berada di bawahnya.

“Hasil survei waktu itu menyebut ada empat alternatif dari Tegal Cilacap, tetapi langsung ke Cilacap, kemudian Pemalang Cilacap berarti lewat Purbalingga, kemudian ada alternatif Tegal Cilacap tapi di Ajibarang dibelokkan ke Purwokerto, kemudian satu lagi Tegal Cilacap belok ke Purwokerto sampai bandara atau Purbalingga,” kata Purwadi Santoso, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, Rabu (24/6).

Dimungkinkan dari Pekuncen ke Purwokerto Kemudian dari 4 alternatif itu, Purwadi menjelaskan, yang mendapatkan perhitungan poin paling tinggi ialah Tegal Cilacap yang kemudian bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga.

“Itu yang menjadi nilai dari aspek-aspek yang menjadi perhitungan itu yang tertinggi adalah nilai atau poin yang terakhir tadi Tegal Cilacap, jadi di Ajibarang ada pembelokan ke Purwokerto sampai ke Purbalingga, sehingga nanti di Ajibarang itu ada pembelokan atau exit, terus nanti di Purwokerto ada exit lagi, kemudian di Purbalingga atau Bandara itu exit terakhir,” pungkasnya. (win)


Sumber: https://radarbanyumas.co.id/rencana-tol-tegal-cilacap-bercabang-ke-banyumas-hingga-purbalingga-dapat-skor-tertinggi/
Copyright © Radarbanyumas.co.id

Rencana Tol Tegal-Cilacap Bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga Dapat Skor Tertinggi

Rencana Tol Tegal-Cilacap Bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga Dapat Skor Tertinggi 

Pembangunan Tol PURWOKERTO-Banyumas akan mendapat jalan tol sebagai penghubung Pantura Jawa dan Pansela Jawa. Hal itu dikarenakan, dari 4 alternatif tol berdasarkan studi kelayakan untuk pembangunan jalan tol yang menghubungkan Pantura Jawa dan Pansela Jawa, Alternatif tol dari Tegal – Banyumas – Purbalingga – dan Cilacap mendapat skor yang tinggi dibanding alternatif lainnya.

Adapun 3 alternatif lainnya itu yakni, Tegal Purwokerto Cilacap, kemudian Tegal Pemalang Purwokerto Cilacap dan Pemalang Purbalingga Banyumas Cilacap berada di bawahnya.

“Hasil survei waktu itu menyebut ada empat alternatif dari Tegal Cilacap, tetapi langsung ke Cilacap, kemudian Pemalang Cilacap berarti lewat Purbalingga, kemudian ada alternatif Tegal Cilacap tapi di Ajibarang dibelokkan ke Purwokerto, kemudian satu lagi Tegal Cilacap belok ke Purwokerto sampai bandara atau Purbalingga,” kata Purwadi Santoso, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, Rabu (24/6).

Jalan di Tol Banyumas Masuk Isu Strategis Percepatan Nasional, Dimungkinkan dari Pekuncen ke Purwokerto Kemudian dari 4 alternatif itu, Purwadi menjelaskan, yang mendapatkan perhitungan poin paling tinggi ialah Tegal Cilacap yang kemudian bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga.

“Itu yang menjadi nilai dari aspek-aspek yang menjadi perhitungan itu yang tertinggi adalah nilai atau poin yang terakhir tadi Tegal Cilacap, jadi di Ajibarang ada pembelokan ke Purwokerto sampai ke Purbalingga, sehingga nanti di Ajibarang itu ada pembelokan atau exit, terus nanti di Purwokerto ada exit lagi, kemudian di Purbalingga atau Bandara itu exit terakhir,” pungkasnya.


Sumber:
https://radarbanyumas.co.id/rencana-tol-tegal-cilacap-bercabang-ke-banyumas-hingga-purbalingga-dapat-skor-tertinggi/

Monday, May 11, 2020

Bantuan Sosial Tunai Cair Mulai Hari ini

May 11, 2020

“Kulo nggih seneng banget kalih bapak-kalih ibu, kulo diparingi arto saking ibu-saking bapak, kulo tembe mawon niki tampi bantuan saking bapak-saking ibu,” ungkap Suwarti (55) pedagang peyek warga RT 01/ RW 01 Kelurahan Purbalingga Kulon ketika menerima Bantuan Sosial Tunai di Kantor Pos Purbalingga.

Sementara Tri Marwati (32) penerima Bansos Tunai yang sehari-harinya bekerja di PT Boyang mengatakan sangat bersyukur dengan adanya bantuan yang diterima dari Kementrian Sosial. Pasalnya semenjak pandemi korona PT BOyang Industrial, menerapkan kebijakan libur bergantian. “Masuknya dua hari, terus libur dua hari, tentu akan berpengaruh terhadap gaji. Ini kebetulan sekali bantuan ini bisa untuk meringankan biaya hidup.” tutur perempuan satu anak ini.

Dua perempuan diatas mencairkan Bansos Tunai dari Kementrian Sosial RI sebesar Rp 600 ribu/KK/bulan bersama dengan 93 warga Kelurahan Purbalingga Kulon lainnya. Sesuai jadwal hari ini Kantor Pos Purbalingga mencairkan Bansos Tunai sebanyak 320 kartu / KK. Secara rinci untuk Kelurahan Purbalingga Kulon 93 KK, Purbalingga Wetan 157 KK dan Purbalingga Lor sebanyak 70 KK.

Peluncuran Bansos Tunai dilakukan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi didampingi Kepala Kantor Pos Purbalingga Suryo Adi Nugroho, Senin pagi (11/5). Secara simbolis Bupati mencairkan Bansos Tunai milik salah satu penerima.

Dikatakan Bupati Tiwi, penyaluran Bansos Tunai dari Kementrian Sosial, dilakukan melalui Bank Himbara dan PT Pos Indonesia. Hari ini dilakukan penyaluran oleh PT Pos Indonesia. Setelah Bansos Tunai cair, akan dicairkan pula bantuan-bantuan dari pemerintah pusat lainnya yang dikeluarkan karena adanya pandemi Covid-19. Termasuk bantuan provinsi, kabupaten, dan  bantuan dari Dana Desa.

Semua bentuk bantuan yang disalurkan dan telah disiapkan diharapkan tepat sasaran dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh penerima.

“Setelah ini akan dicairkan bantuan pusat yang lain, perluasan sembako, termasuk bantuan-bantuan dari provinsi, kabupaten dan Dana Desa. Saya berharap bantuan ini bisa bermanfaat dan tepat sasaran, sehingga benar-benar membantu masyarakat yang terdampak Covid-19.” katanya.

Kepala kantor Pos Purbalingga Suryo Adi Nugroho saat mendampingi bupati mengatakan, PT Pos Indonesia dipercaya lagi menyalurkan Bansos Tunai. Untuk Kabupaten Purbalingga dalam tahap ini sebanyak 22.266. Bansos Tunai akan disalurkan dalam 10 hari kedepan. Sedangkan penyaluran ke desa-desa PT Pos bekerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten yang telah diberi daftar data penerima sesuai dari Kementrian Sosial. Data tersebut akan dibagikan ke desa-desa.

“Kami sudah kirim softcopy ke Dinsos yang akan dibagikan lagi softcopynya ke tiap-tiap desa. Berharap pembayaran ini dapat mengikuti protokol penanganan korona dan tepat sasaran serta bermanfaat.” harapnya. (umg/humaspurbalingga).


Sumber :
https://www.purbalinggakab.go.id/v1/bantuan-sosial-tunai-cair-mulai-hari-ini/

Monday, May 4, 2020

PT Boyang Industrial Tak Perpanjang Kontrak 1.122 Pekerjanya

4 Mei 2020, 14:42 WIB

Dampak dari Pendemi Covid-19, salah satunyanya adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada para pekerja, hal tersebut tentunya saja menjadi perhatian khusus pemerintah.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purbalingga Tukimin menyebutkan, ada 1.122 pekerja yang tidak diperpanjang kontrak kerjanya di PT Boyang Industrial, sedangkan 52 pekerja sudah dirumahkan oleh perusahaan Jhon Toys Indonesia.

PT Boyang Industrial merupakan perusahaan besar di Indonesia, yang memproduksi rambut palsu atau wig, dan mengekspornya ke berbagai negara, salah satunya Amerika.

Namun pemberlakuan lockdown di Amerika saat ini, telah mempengaruhi kapasitas produksi perusahaan tersebut, dan mengakibatkan adanya pengurangan jumlah karyawan, dengan tidak memperpanjang kontrak sebagian pekerjanya.

Oleh sebab itu, Disnaker Purbalingga memberikan perhatian khusus kepada para pekerja yang mengalami PHK untuk lebih diprioritaskan dalam mendapatkan program kartu Prakerja.

"Ada kebijakan bagi pekerja yang mengalami PHK, mereka mendapatkan prioritas pada program Prakerja. Data-data sudah kami daftarkan ke Menaker,"ujar Tukimin, Senin (4/5).

Baca Juga: Pendaftaran Program Kartu Prakerja Dibuka, Simak Caranya !

Pihak Disnaker Purbalingga, lanjutnya, masih terkadala dalam mendapatkan informasi terkait berapa jumlah pendaftar program Prakerja yang sudah terverifikasi.

"Lewat Disnaker provinsi, kami meminta untuk dapat mengakses berapa yang sudah terverifikasi di pusat," tandasnya.

Menurutnya, jumlah pekerja yang mengalami PHK di Purbalingga masih pada batas wajar, hanya 3 persen dari jumlah tenaga kerja yang ada.


Sumber :
https://lensapurbalingga.pikiran-rakyat.com/info-purbalingga/pr-21376357/pt-boyang-industrial-tak-perpanjang-kontrak-1122-pekerjanya?page=2

Monday, April 20, 2020

Terdampak Corona, 9 Perusahaan di Purbalingga PHK 1.300 Pekerja

Senin, 20 April 2020 - 12:30 WIB

Sembilan perusahaan di Kabupaten Purbalingga melaporkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan pekerjanya akibat pandemi virus corona jenis baru, Covid-19.

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Purbalingga, total pekerja yang di-PHK mencapai 1.300 orang. Ribuan pekerja tersebut berasal dari sembilan perusahaan seperti perusahaan mainan dan pabrik kayu. Namun, pekerja yang paling banyak di-PHK yakni dari pabrik rambut palsu dan bulu mata palsu.

Sejak pendemi corona, jumlah ekspor produk bulu mata dan rambut palsu ke luar negeri menurun drastis. Perusahaan menyiasati dengan mengurangi produksi dan mengurangi jumlah pekerja.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Purbalingga Tukimin berharap jumlah karyawan yang terimbah Covid-19 tidak bertambah.

"Semoga tidak berimbas lebih banyak. Harapannya yang dirumahkan ini bisa dipekerjakan kembali kalau sudah stabil," ujar Tukimin, Senin (20/4/2020).

Tukimin juga menjelaskan, produksi pabrik produksi bulu mata palsu dan rambut palsu turun karena konsumen mereka di Amerika Serikat menghentikan penjualan. Kondisi AS yang juga terkena wabah Covid-19 menjadikan permintaan produk tersebut turun drastis.

"Ordernya berkurang. Ekonomi Amerika juga banyak yang berhenti, mungkin pelabuhan dan segala macamnya tidak lancar sehingga ekspor pun tidak lancar," ujarnya.

Dinas Tenaga Kerja Purbalingga mencatat saat ini sebanyak 50.000 warga bekerja di 40 perusahaan.


Sumber :
https://jateng.sindonews.com/read/4480/707/terdampak-corona-9-perusahaan-di-purbalingga-phk-1300-pekerja-1587359091

Wednesday, February 12, 2020

Perusahaan Jerman Berminat Borong Ribuan Wig Purbalingga

Rabu 12 Feb 2020 16:06 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Perusahaan Jerman Rieswick und Partner GmbH berminat untuk membeli rambut palsu atau wig dari Purbalingga untuk bisnis jangka panjang. Hal itu disampaikan Senior Executive Business Development Jerman-Indonesian Chamber of Industry and Commerce (EKONID), Wuranto, saat bertemu Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Rabu (12/2).

''Perusahaan Jerman ini ingin membeli langsung wig Indonesia dari produsennya di Purbalingga. Perusahaan ini membutuhkan sekitar 2500 sampai 10.000 pcs per tahun untuk dijual kembali di pasar Jerman,'' jelasnya.

Selama ini, kata Wuranto, perusahaan tersebut sudah membeli wig dari Indonesia melalui distributor di Jerman. Namun karena kebutuhannya besar, mereka membeli beli langsung dari suplayernya. Peran EKONID, menurut dia, menjembatani hubungan bisnis antara perusahaan Jerman dan Indonesia.

Dalam kunjungan ke Purbalingga, dia didampingi Max Rieswick dan Nils Rieswick selaku Geschaftsfuehrer dari perusahaan Rieswick und Partner GmbH. Max Rieswick dalam kesempatan itu, menyebutkan perusahaannya memilih produk rambut palsu Purbalingga karena rambut palsu produksi daerah ini sudah terkenal berkualitas.

''Sebelumnya kami sudah melakukan riset untuk menentukan produk mana yang akan kami pilih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jerman. Akhirnya, pilihan kami jatuh pada produk rambut palsu dari Purbalingga,'' katanya.

Bahkan mereka sudah membandingkannya dengan produk asal Purbalingga, dengan produk sejenis dari Cina maupun Filipina.

''Di Jerman kami lebih fokus menjualnya kembali di local market untuk membantu konsumen dalam pemulihan penampilan. Kami juga memiliki workshop yang melayani customize/memodifikasi wig sesuai dengan keinginan,'' kata Nils Rieswick.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan rambut palsu produk Purbalingga banyak diproduksi di Purbalingga. ''Selama ini, produk rambut palsu dari Purbalingga sudah banyak diekspor ke luar negeri. Produk rambut palsu Purbalingga sudah dikenal baik berbagai belahan dunia,'' katanya.


Sumber :
https://republika.co.id/berita/q5skfs368/daerah/jawa-tengah-diy/20/02/12/q5kzz8335-perusahaan-jerman-berminat-borong-ribuan-wig-purbalingga

Saturday, January 4, 2020

Bos Pabrik Rambut Palsu Minta Proyek Bandara Wirasaba Dipercepat

4 Januari 2020

Para investor yang ada di Kabupaten Purbalingga meminta kepada pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan Bandara Jenderal Besar Sudirman di Wirasaba. Pasalnya, keberadaan bandara tersebut bisa menopang aktivitas pabrik sekaligus menjadi daya tarik bagi pelanggannya yang datang dari berbagai daerah.

Hal tersebut tampak saat Direktur PT Indokores Sahabat Purbalingga menyambut kunjungan Anggota DPR RI Komisi V dari Dapil Jateng 7 Lasmi Indaryani di pabriknya pada, Jumat (3/1).

1. Bandara Wirasaba bisa membuka akses transportasi udara

Direktur Indokores Sahabat, Hyung Don Kim menyatakan bila keberadaan Bandara Wirasaba nantinya bakal dimanfaatnya untuk membuka akses transportasi udara bagi wilayah Purbalingga dan sekitarnya.

Ia mengaku sejumlah mitra kerjanya sangat antusias dengan adanya pembangunan Bandara Wirasaba. "Bandara Wirasaba yang lokasinya dekat dengan pabrik sangat kami butuhkan, untuk memudahkan klien kami yang ingin melihat langsung proses produksi di pabrik," ungkapnya dalam keterangan yang diterima IDN Times.


2. Para pengusaha menunggu pengoperasian Bandara Wirasaba

Perusahaannya yang bergerak di bidang pembuatan rambut dan bulu mata palsu tersebut merasa terbantu bila Bandara Wirasaba segera dioperasikan. Pengusaha Purbalingga dan Banjarnegara, ujarnya saat ini sangat menantikan beroperasinya Bandara Wirasaba.

Lebih jauh lagi, Kim juga berharap agar akses jalan nasional ditingkatkan. Salah satu upayanya, bisa dengan memperlebar akses ruas jalan raya dari Jakarta menuju Semarang. Sehingga hal itu dapat menopang aktivitas pengiriman barang dari pabriknya dengan lebih mudah dan efisien.

"Saya juga titip kepada Bu Lasmi agar jalan menuju Jakarta dan Semarang lebih dilebarkan, agar kami dalam mengirim hasil produksi bisa lebih mudah dan murah," jelasnya.


3. Anggota DPR RI janji pastikan proyek Bandara Wirasaba berjalan sesuai rencana

Menanggapi hal itu, Lasmi berjanji akan fokus peningkatan jalur transportasi yang ada di Banjarnegara, Purbalingga dan Kebumen bisa segera terealisasi.

Menurutnya jalur yang harus dibenahi yaitu jalur perlintasan KA Wonosobo-Purwokerto dan Jalan Tol Cilacap-Yogyakarta. "Itu diharapkan bisa meningkatkan iklim investasi dan ekonomi Banyumas Raya. Tentunya fokus saya adalah memastikan proyek proyek nasional tersebut berjalan sesuai jadwal," paparnya.


Sumber :
https://jateng.idntimes.com/news/jateng/fariz-fardianto/bos-pabrik-rambut-palsu-minta-proyek-bandara-wirasaba-dipercepat/3