Pages

Thursday, February 3, 2022

Gudang Bekas Pabrik Rambut Palsu Terbakar

Pasuruan Geger! Gudang Bekas Pabrik Rambut Palsu Terbakar Hebat 

Jum'at, 04 Februari 2022 - 00:01 WIB 

Petugas pemadam kebakaran bersama warga berusaha memadamkan api yang membakar gudang bekas pabrik rambut palsu di Pasuruan, Kamis malam (3/2/2022). 

Kebakaran hebat terjadi di gudang bekas home industri wig atau rambut palsu , di pemukiman padat penduduk di Kota Pasuruan , Jawa Timur, Kamis malam (3/2/2022). Belum jelas penyebabnya kebakaran hebat itu, namun diduga kuat sumber api akibat konsleting listrik. 

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun total kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. 

Kobaran api terus membesar di gudang yang berlokasi di Jalan Sumatera, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Kamis malam tadi. Banyaknya barang muda terbakar seperti kayu, mengakibatkan api dengan cepat melalap gudang bagian depan serta merembet ke bagian dalam. 

Warga yang berada di lokasi hanya bisa menyaksikan api yang melalap gudang bekas pabrik rambut palsu tersebut. Selain besarnya api kebakaran berlangsung cepat, bahkan dilaporkan satu unit mobil terjebak di dalam gudang itu dan tak bisa diselamatkan. 

“Kebakaran di gudang tak ada yang mengerti penyebabnya, karena kondisinya kosong, kemungkinan karena hubungan arus pendek listrik,” tutur Yamin Sastro, warga setempat. Kapolsek Gading Rejo, AKP Endy Purwanto yang terjun lansung ke lokasi mengatakan, empat unit mobil pemadam kebakaran dari pemkot setempat dikerahkan dan berhasil menjinakan api satu jam kemudian. 

“Beruntung korban jiwa nihil dan kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta,” ujarnya.


Sumber:

https://daerah.sindonews.com/read/676075/704/pasuruan-geger-gudang-bekas-pabrik-rambut-palsu-terbakar-hebat-1643904158?showpage=all


Wednesday, July 7, 2021

Langgar PPKM Darurat dengan Pekerjakan Karyawan 100 Persen

Pabrik Rambut Palsu di Garut Ketahuan Langgar PPKM Darurat, Pekerjakan Karyawan 100 Persen

Kamis, 8 Juli 2021 21:09

Petugas melakukan sidak ke sebuah pabrik di Leles, Garut, dan menemukan pabrik tersebut melanggar aturan PPKM Darurat. 

Satgas Covid-19 Kabupaten Garut kembali menindak pabrik di kawasan industri Kecamatan Leles karena melanggar aturan protokol kesehatan setelah sebelumnya menyegel tiga pabrik dan dijatuhi denda hingga puluhan juta rupiah, Kamis (8/7/2021).

Pabrik tersebut adalah PT Hoga Reksa Garment dan sebuah pabrik rambut palsu. Kedua pabrik itu ketahuan memperkerjakan karyawannya hingga 90 persen di masa PPKM Darurat. Sidak kali ini dipimpin oleh Kapolres Garut, Dandim dan Kepala Kejaksaan Negeri Garut beserta jajarannya. 

"Dalam sidak kali ini kami menemukan dua perusahaan besar, jadi kami melakukan penindakan karena melebihi jumlah pegawai sesuai dengan peraturan PPKM Darurat, yang seharusnya 50 persen mereka tidak mematuhinya," ujar Kepala Kejaksaan Negeri Garut, Sugeng Hariadi saat diwawancarai Tribunjabar.id di lokasi.

Sugeng menjelaskan bahwa pihaknya akan menindak kembali pabrik-pabrik yang tidak mematuhi peraturan pemerintah di masa PPKM Darurat.

"Mereka akan disidangkan pada hari Selasa mendatang," ucapnya.

Menurutnya alasan pabrik tersebut masih memperkerjakan karyawannya karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah padahal surat-surat imbauan sudah disampaikan kepada para petinggi pabrik yang disampaikan langsung oleh Disperindag Kabupaten Garut.

Tidak hanya pabrik, Satgas Covid-19 juga menemukan restoran yang masih membuka layanan makan di tempat, bahkan restoran tersebut sengaja menempatkan konsumen di belakang tempat usaha untuk mengelabui petugas.

Sugeng menambahkan, Satgas Covid-19 melakukan penegakan hukum dengan tindak pidana ringan (tipiring) dengan pasal 21i ayat 2 huruf d Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat nomor 5 tahun 2021 perubahan peraturan Daerah nomor 13 tahun 2018 tentang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat dengan ancaman denda maksimal 50 juta dan 3 bulan penjara.

Sebelumnya tiga pabrik besar di Garut divonis dengan denda puluhan juta rupiah karena melanggar aturan PPKM Darurat.

Ketiga PT tersebut adalah pabrik sepatu yakni PT Changshin Reksa Jaya dengan vonis denda Rp 20 juta subsider kurungan 1 bulan penjara.

Pabrik bulu mata lalsu yakni PT Daux International divonis dengan denda Rp 13,5 juta rupiah dan PT Danbi International dengan denda Rp 15 juta rupiah subsider 1 bulan kurungan.


Sumber :

https://jabar.tribunnews.com/2021/07/08/pabrik-rambut-palsu-di-garut-ketahuan-langgar-ppkm-darurat-pekerjakan-karyawan-100-persen.

Thursday, April 8, 2021

Kebakaran Pabrik Rambut Palsu PT Yuro Mustika Purbalingga

Jumat, 9 April 2021 17:39 WIB

Kebakaran terjadi di pabrik pembuat rambut palsu PT Yuro Mustika di Kelurahan Kalikabong, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jumat (9/4/2021) dini hari.

Kebakaran pertama terlihat di salah satu ruang produksi oleh petugas keamanan pabrik.

Kapolsek Kalimanah AKP Setiadi mengatakan peristiwa kebakaran di pabrik tersebut terjadi sekira jam 00.10 WIB. Kebakaran pertama diketahui petugas keamanan pabrik yang melihat kepulan asap dan api di atap salah satu ruangan.

"Petugas keamanan pabrik kemudian menghubungi pemadam kebakaran dan pihak kepolisian," jelas kapolsek.

Kapolsek menjelaskan bahwa kebakaran akhirnya berhasil dipadamkan setelah tiga mobil pemadam kebakaran dibantu dua mobil penampungan air didatangkan. Api berhasil padam sekira jam 02.00 WIB.

"Tidak ada korban jiwa akibat kebakaran tersebut. Namun tiga ruangan mengalami kerusakan hangus terbakar," kata kapolsek.

Disampaikan bahwa penyebab kebakaran diduga akibat korsleting listrik diruangan produksi. Percikan api cepat membesar karena di lokasi tersebut banyak barang yang mudah terbakar.

"Untuk memastikan penyebab pasti kebakaran, akan dilakukan olah TKP pada hari ini bersama tim Inavis Polres Purbalingga," jelasnya.

Kapolsek menambahkan untuk kerugian material akibat kebakaran tersebut belum bisa diketahui secara pasti. Karena masih dalam proses pendataan pihak perusahaan.


Sumber:

https://jateng.tribunnews.com/2021/04/09/kebakaran-pabrik-rambut-palsu-pt-yuro-mustika-purbalingga.

Thursday, August 6, 2020

Purbalingga

Purbalingga: Ditinggal Merantau Ngangenin, Ditinggali Nggak Menghasilkan Apa-apa

FADLIR RAHMAN
6 AGUSTUS 2020

Menjadi bagian penduduk di sebuah kabupaten kecil dan tidak terkenal seperti Purbalingga, terkadang menyusahkan juga. Akibat logat ngapak kami, hal yang paling sering ditanyakan pertama (jika sedang di luar kota) adalah ini: “Njenengan logatnya ngapak, asli mana, Mas?”

Untuk menjawab pertanyaan itu memanglah mudah. Tapi seringkali jika dijawab dengan jujur akan menimbulkan pertanyaan lanjutan. Mau buktinya? Nih, kuberi tahu jika pertanyaan mudah itu saya jawab apa adanya.

“Aku asal Purbalingga, Mas. Lah njenengan, si?”

Harusnya pertanyaan itu selesai dengan, “Oooh, kalau aku asli sini aja.” tapi nyatanya tidak demikian.

“Loh Purbalinggga, kok ngapak? Kan Jawa Timur?”

Saya pun harus menjelaskan jika yang di Jawa Timur itu Probolinggo, kalau Purbalingga itu Jawa Tengah. Probolingo itu dekat laut, Purbalingga dekat gunung. Probolinggo didominasi huruf vokal “o”, Purbalingga dengan huruf vokal “a”. Jelas sekali, toh, perbedaannya?

Meskipun sekarang sudah banyak yang tahu, sih, berkat bupati kami yang korupsi kemudian berpose metal saat dipotret wartawan. Tahu kan?

Itulah mengapa saya malas kalau menjawab pertanyaan itu dengan jujur. Saya mending menjawab berasal dari Purwokerto saja. Orang akan langsung paham dan lanjut ke pertanyaan lainnya dalam basa-basi.

Dan saya yakin banyak orang Purbalingga yang mengalami hal demikian. Padahal orang Purbalingga tapi ngakunya Purwokerto.

Kota tetangga kami, Purwokerto, memang lebih terkenal. Salah satunya karena memiliki beberapa universitas. Dan yang paling ternama tentu Universitas Jenderal Soedirman.

Hal tersebut berakibat pada munculnya pusat perbelanjaan sekelas supermall dan mengundang banyak perhatian investor di berbagai bidang untuk melebarkan sayap waralabanya.

Adanya kampus, berefek juga pada bisnis lebih kecil yang menguntungkan penduduk setempat, seperti indekos, rumah makan, dan UMKM lain. Daya serap pasar dari mahasiswa/pendatang yang berasal dari daerah lain mendatangkan keuntungan sendiri. Apalagi pada produk khas lokal.

Kesulitan lain jadi warga Purbalingga yaitu meskipun sekarang sudah ada kampus juga di sini, namun tidak membawa pengaruh besar seperti di Purwokerto. Khususnya pada sektor ekonomi masyarakat, karena sekarang masih didominasi oleh buruh pabrik. Mulai dari pabrik rambut dan alis palsu hingga pabrik kayu lapis. Yang perusahaannya berjejer dan membuat Purbalingga menjadi salah satu kawasan industri di Jawa Tengah.

Meskipun sebagai kawasan industri yang terus berkembang, bukan berarti juga diikuti dengan perkembangan ekonomi seperti UMKM. Kecenderungan masyarakat yang memilih menjadi karyawan pabrik adalah  penyebabnya, di samping daya serap pasar yang kurang. Ya, daripada bikin usaha yang penghasilan belum jelas, mending di pabrik dapet gajian. Memang, sih, UMR kota ini mendekati dua juta rupiah terbilang cukup besar untuk skala hidup di sini.

Memilih menjadi karyawan pabrik mungkin hanya itulah pilihan paling logis yang bisa diakses. Pasalnya jika mau menjadi bagian dari suatu instansi/dinas daerah, kesempatannya begitu kecil. Hal ini saya kira ada kaitannya dengan privelese sosial.

Di daerah yang kecil ini, power yang besar hanya dimiliki segelintir orang yang biasa kami sebut “Penggede Purbalingga”. Power yang mampu melakukan praktik “masuk pakai orang dalem”.

Dan akses terhadap power tersebut, hanya bisa didapatkan oleh orang terdekat beliau-beliau. Sudah menjadi rahasia umum bahwa “masuk pakai orang dalem” sangat berlaku di sini.

Mungkin istilah yang tepat adalah krisis transparansi–untuk tidak menyebut nepotisme. Maka dari itu, kami ini kaum-kaum penginyongan yang lahir dari kelas sosial biasa, tidak bisa berbuat banyak.

Dari kesulitan identitas, ekonomi, hingga transparansi, bukan berarti kami tidak bisa bertahan hidup. Justru semakin tangguh, alih-alih cuma mengeluh. Daya juang pun semakin besar.

Ada kedamaian tersendiri hidup di sini. Di daerah kecil ini, mendapatkan kenalan atau teman baru begitu mudah, apalagi bagi muda-mudinya. Tanpa terduga, pasti ada saja penghubungnya. Entah karena lingkar pertemanan lain, pekerjaan, bahkan lingkar alumni suatu sekolah mampu menyatukan.

Kami jarang kesepian. Gampangnya, tinggal keluar rumah, pasti nanti di jalan ketemu orang yang kita kenal. Wong di luar kota saja ketemunya orang Purbalingga. Neng ndi bae, maning-maning ketemune wonge dewek. Di mana pun lagi-lagi ketemunya orang sendiri.

Secara geografis, Purbalingga sebenarnya hampir seperti Yogyakarta. Jika di utara Yogya ada Gunung Merapi, di sini ada Gunung Slamet. Hal tersebut menyebabkan Purbalingga memiliki tempat wisata yang banyak dan beragam. Jadinya nggak perlu bingung saat merasa suntuk di rumah. Dengan udara sejuk pegunungan, membuat nongkrong semakin nyaman.

Selain kedamaian seperti itu, ada juga yang lainnya. Beberapa tahun lalu, Cak Nun pernah diundang untuk acara sinau bareng di Purbalingga. Beliau mengatakan yang kira-kira begini, “Kalian beruntung tinggal di sini, soalnya Purbalingga tidak dilalui jalur kapitalis nasional.”

Saya kurang begitu paham dengan jalur kapitalis nasional yang dimaksud beliau. Mungkin karena jika dilihat di peta atau google maps, kota ini memang tidak dilewati oleh jalur yang menghubungkan kota-kota besar. Jakarta-Semarang lewat pantura, Jakarta-Yogya lewat jalur selatan. Ada, sih, jalur provinsi, tapi itu pun jalur alternatif.  Keuntungan dari letak geografis seperti itu yang saya rasakan, paling tidak pernah mengalami macet, lah.

Sebenarnya ada juga keresahan namun sekaligus kemudahan yang dirasakan warga Purbalingga. Yaitu dari bisnis knalpot. Purbalingga memang dikenal dengan kota knalpot, karena banyak produsen knalpot di sini.

Keresahan dari hal tersebut adalah banyak kendaraan terutama sepeda motor yang knalpotnya diganti dengan knalpot buatan karena murah harganya. Bunyinya itu, loh, yang nggak ramah di telinga. Jika sedang nongkrong di angkringan  atau tempat lain di pinggir jalan, minimal 15 menit sekali pembicaraan harus terpotong untuk mempersilakan berisik knapot itu lewat dan menghilang.

Tapi hal tersebut sudah menjadi maklum. Pasalnya dari knalpot produk lokal juga, ekonomi masyarakat ikut terangkat. Selain sumber daya manusia teserap untuk pengrajin knalpot, ada juga yang terbantu dengan ikut menjadi reseller online produk ini. Bahkan produknya bukan hanya laku di pasar nasional, melainkan hingga mancanegara.

Hidup di mana pun memang tetap ada kesulitan dan kemudahan. Beberapa ada yang bertahan dengan segala konsekuensinya. Beberapa lagi memilih untuk merantau dengan harapan mendapat kualitas hidup yang lebih baik. Apapun pilihannya, Purbalingga adalah tempat kembali kami yang terbaik.

Kami sering berujar begini: Purbalingga, detinggal ngrantau ngangeni nek ditunggoni ora kasil apa-apa.


Sumber :
https://mojok.co/terminal/purbalingga-ditinggal-merantau-ngangenin-ditinggali-nggak-menghasilkan-apa-apa/

Thursday, July 9, 2020

Orderan Sudah Mulai Masuk, Sektor Industri di Purbalingga Mulai Bangkit

Radar Banyumas
KAMIS, 9 JULI 2020

Pekerja sedang membuat pekerjaan rambut palsu. Aditya/Radar Banyumas Meski tertatih, sektor industri di Kabupaten Purbalingga mulai bangkit setelah dihantam pandemi covid-19. Sejumlah perusahaan mulai menjalankan produksinya kembali.

Meski belum 100 persen. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Purbalingga Rocky Djundjungan mengakui, saat awal masa pandemi Covid-19, sejumlah perusahaan sempat menurun produksinya.

Hal itu, disebabkan oleh mandeknya sejumlah order dari buyer di luar negeri. “Hal itu, disebabkan sejumlah negara memberlakukan lockdown. Sehingga, kami tak bisa mengekspor hasil produksi kami,” katanya, Rabu (8/7).

Namun, hal itu sudah tak lagi terjadi pada saat ini. Sehingga, sejumlah perusahaan sudah mulai kembali normal dalam produksi. “Orderan sudah mulai masuk. Kami juga sudah bisa mengirimkan hasil produksi kami ke luar negeri. Meski, belum kembali seperti semula. Karena masih ada sejumlah negara yang memberlakukan lockdown,” jelasnya.

Mulai pulihnya produksi tersebut, berimbas terhadap karyawan yang sebelumnya dirumahkan maupun harus di-PHK. “Sejumlah perusahaan sudah memanggil kembali karyawan yang dirumahkan.

Meski, ada juga perusahaan yang masih belum, karena ordernya belum pulih seperti semula,” imbuhnya. Bahkan, menurutnya ada satu perusahaah yang saat awal masa pandemi nyaris tutup, karena tak dapat order, sudah kembali beroperasi lagi.

“PT Midas sempat mem-PHK seluruh karyawannya, karena sudah tak bisa produksi akibat tak ada order masuk. Namun, sekarang sudah merekrut karyawan lagi dan kembali beroperasi, karena order dari buyer sudah masuk,” tambahnya.

Pihaknya mengaku senang dengan membaiknya iklim usaha di Kabupaten Purbalingga. “Hal ini, bisa ikut menggerakkan perekonomian di Kabupaten Purbalingga yang sempat tersendat saat awal masa pandemi,” lanjutnya.

Terkait persiapan menyongsong New Normal, pihaknya sudah menyusun sejumlah protokol kesehatan yang harus dilakukan oleh seluruh perusahaan di Purbalingga. “Salah satunya adalah mengecek suhu tubuh karyawan yang masuk. Karyawan juga harus menggunakan masker dan cuci tangan sebelum masuk dan keluar ruangan,” tambahnya.

Dijelaskan olehnya, di perusahaan yang dipimpin olehnya, yakni PT Boyang Industrial juga sudah dilakukan rapid test massal, beberapa waktu lalu. Rapid test massal tersebut difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga.


Sumber: https://radarbanyumas.co.id/orderan-sudah-mulai-masuk-sektor-industri-di-purbalingga-mulai-bangkit/
Copyright © Radarbanyumas.co.id

Wednesday, June 24, 2020

Rencana Tol Tegal-Cilacap Bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga Dapat Skor Tertinggi

Radar Banyumas

RABU, 24 JUNI 2020

Pembangunan Tol PURWOKERTO-Banyumas akan mendapat jalan tol sebagai penghubung Pantura Jawa dan Pansela Jawa. Hal itu dikarenakan, dari 4 alternatif tol berdasarkan studi kelayakan untuk pembangunan jalan tol yang menghubungkan Pantura Jawa dan Pansela Jawa, Alternatif tol dari Tegal – Banyumas – Purbalingga – dan Cilacap mendapat skor yang tinggi dibanding alternatif lainnya.

Adapun 3 alternatif lainnya itu yakni, Tegal Purwokerto Cilacap, kemudian Tegal Pemalang Purwokerto Cilacap dan Pemalang Purbalingga Banyumas Cilacap berada di bawahnya.

“Hasil survei waktu itu menyebut ada empat alternatif dari Tegal Cilacap, tetapi langsung ke Cilacap, kemudian Pemalang Cilacap berarti lewat Purbalingga, kemudian ada alternatif Tegal Cilacap tapi di Ajibarang dibelokkan ke Purwokerto, kemudian satu lagi Tegal Cilacap belok ke Purwokerto sampai bandara atau Purbalingga,” kata Purwadi Santoso, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, Rabu (24/6).

Dimungkinkan dari Pekuncen ke Purwokerto Kemudian dari 4 alternatif itu, Purwadi menjelaskan, yang mendapatkan perhitungan poin paling tinggi ialah Tegal Cilacap yang kemudian bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga.

“Itu yang menjadi nilai dari aspek-aspek yang menjadi perhitungan itu yang tertinggi adalah nilai atau poin yang terakhir tadi Tegal Cilacap, jadi di Ajibarang ada pembelokan ke Purwokerto sampai ke Purbalingga, sehingga nanti di Ajibarang itu ada pembelokan atau exit, terus nanti di Purwokerto ada exit lagi, kemudian di Purbalingga atau Bandara itu exit terakhir,” pungkasnya. (win)


Sumber: https://radarbanyumas.co.id/rencana-tol-tegal-cilacap-bercabang-ke-banyumas-hingga-purbalingga-dapat-skor-tertinggi/
Copyright © Radarbanyumas.co.id

Rencana Tol Tegal-Cilacap Bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga Dapat Skor Tertinggi

Rencana Tol Tegal-Cilacap Bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga Dapat Skor Tertinggi 

Pembangunan Tol PURWOKERTO-Banyumas akan mendapat jalan tol sebagai penghubung Pantura Jawa dan Pansela Jawa. Hal itu dikarenakan, dari 4 alternatif tol berdasarkan studi kelayakan untuk pembangunan jalan tol yang menghubungkan Pantura Jawa dan Pansela Jawa, Alternatif tol dari Tegal – Banyumas – Purbalingga – dan Cilacap mendapat skor yang tinggi dibanding alternatif lainnya.

Adapun 3 alternatif lainnya itu yakni, Tegal Purwokerto Cilacap, kemudian Tegal Pemalang Purwokerto Cilacap dan Pemalang Purbalingga Banyumas Cilacap berada di bawahnya.

“Hasil survei waktu itu menyebut ada empat alternatif dari Tegal Cilacap, tetapi langsung ke Cilacap, kemudian Pemalang Cilacap berarti lewat Purbalingga, kemudian ada alternatif Tegal Cilacap tapi di Ajibarang dibelokkan ke Purwokerto, kemudian satu lagi Tegal Cilacap belok ke Purwokerto sampai bandara atau Purbalingga,” kata Purwadi Santoso, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, Rabu (24/6).

Jalan di Tol Banyumas Masuk Isu Strategis Percepatan Nasional, Dimungkinkan dari Pekuncen ke Purwokerto Kemudian dari 4 alternatif itu, Purwadi menjelaskan, yang mendapatkan perhitungan poin paling tinggi ialah Tegal Cilacap yang kemudian bercabang ke Banyumas hingga Purbalingga.

“Itu yang menjadi nilai dari aspek-aspek yang menjadi perhitungan itu yang tertinggi adalah nilai atau poin yang terakhir tadi Tegal Cilacap, jadi di Ajibarang ada pembelokan ke Purwokerto sampai ke Purbalingga, sehingga nanti di Ajibarang itu ada pembelokan atau exit, terus nanti di Purwokerto ada exit lagi, kemudian di Purbalingga atau Bandara itu exit terakhir,” pungkasnya.


Sumber:
https://radarbanyumas.co.id/rencana-tol-tegal-cilacap-bercabang-ke-banyumas-hingga-purbalingga-dapat-skor-tertinggi/